Sunday, December 22, 2019

Seorang ibu dan Mombassador SGM Eksplor, itulah saya

Assalamualaykum

Sambil menulis, baru saya menyadari, ternyata saya dan keluarga kecil saya sudah menjadi penggemar susu SGM, dari saya dan suami saat kecil, dan menyusul saat saya memiliki anak, ketiganyapun juga konsumsi susu SGM Eksplor 1+, 3+ dan 5+. Berarti cocok dong dengan predikat saya sebagai Mombassador SGM Eksplor, hehehe


Setiap anak saya, punya cerita sendiri saat mulai dikenalkan dengan susu SGM. Saat memiliki anak pertama, saya adalah ibu pekerja. Semakin hari, kebutuhan untuk stok ASIP semakin menipis, karena tidak mudah bagi saya sebagai ibu baru dan bekerja menyediakan ASIP bagi anak saya.

Selain dari MPASI, dan stok ASIP, saya mencoba beberapa merk susu yang ada dipasaran. Reaksi dari Abid pun beragam, mulai dari sembelit hingga diare, atau tidak suka dengan rasanya.

Akhirnya saya coba susu SGM Eksplor 1, awalnya sempat ragu, karena harganya yang murah, apakah cocok untuk anak saya? Tapi alhamdulillah ternyata cocok, tidak ada reaksi negatif dari Abid, bahkan dia suka dengan rasanya.


Saat usia Abid 3 tahun, saya hamil anak kedua. Saat itu Abid ganti susu pertumbuhannya menjadi SGM Eksplor 3+. Dan sekali lagi, cocok alhamdulillah.

Berlanjut hingga usia 5 tahun dan ganti susu pertumbuhannya menjadi SGM Eksplor 5+ hingga sekarang usianya 10 tahun. Pertumbuhan dan asupan nutrisi tambahan didukung dengan susu yang tepat, sehingga membuat Abid anak cerdas, mudah menyerap pelajaran di sekolah.


Terbukti dengan hasil prestasinya menjadi 5 besar di kelas, hafal Alqur'an juz 30, berani ikut kemah 3 hari dan juga menjadi anak yang mandiri dengan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan baik di sekolah atau di rumah.


Nah, saat melahirkan anak kedua, saya sudah resign bekerja, saat itu saya bertekad untuk memberikan ASI eksklusif full 6 bulan dan dilanjutkan sampai dua tahun.


Qodarullah, saat usia Akhdan 13 bulan, saya hamil anak ketiga. Saya konsultasi ke dokter kandungan, dan katanya saya boleh tetap menyusui saat hamil (Nursing While Pregnant=NWP) dengan catatan tidak terjadi kontraksi.

Alhamdulillah, hingga menjelang melahirkan, saya tetap bisa memberikan ASI kepada Akhdan. Dan saya tetap melanjutkan ASI (tandem nursing=menyusui dua anak) hingga usia Akhdan 2 tahun, dan saat itu usia adik bayi 2 bulan.

Setelah usia Akhdan 2 tahun, saya mulai memperkenalkan susu SGM Eksplor 1+ untuknya. Mudah baginya untuk mencoba ganti susu karena Akhdan tipe "pemakan segala", hehehe, bukan picky eater.

Akhdan tipe anak yang supel, periang, aktif, mudah bergaul dan berani mencoba hal baru. Bakat pencinta olahraga sudah terlihat dari kecil. Senang bermain bola, panjat dinding, melompat-lompat, aktivitas fisiknya cukup banyak dan dia senang melakukannya.

Selain itu, Akhdan termasuk anak yang mudah akrab dengan teman dan lingkungan baru. Senang berbicara dan bercerita, suka menyapa orang bahkan dengan yang baru dikenalnya.


Prestasi di sekolahnya, terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk kompetisi matematika nalaria realistik se-Bekasi dan cepat dalam menghafal Alqur'an.

Berkat dukungan gizi tambahan dari susu SGM Eksplor 1+, 3+, dan kini susu SGM Eksplor 5+ yang sedang dikonsumsi, potensi prestasinya mulai terlihat.

Lanjut ke cerita anak ketiga saya, yang juga sukses ASI selama 2 tahun bahkan lebih nyaris sampai usia 3 tahun, hehehe. Dan momen menyapihnya unik banget lho, bertepatan dengan terpilihnya saya menjadi Mombassador SGM Eksplor batch 7, otomatis saya harus mengikuti temu bunda di Jogjakarta selama 3 hari.

Memang sebelumnya Azqia sudah saya beri susu SGM Eksplor 1+, jadi mudah saja baginya untuk lanjut terus mengkonsumsi susu tersebut saat saya tidak dirumah.

Dan alhamdulillah, saat saya tiba dirumah, Azqia sudah tersapih sendirinya, yesss. Kini Azqia sudah mengkonsumsi susu SGM Eksplor 3+ yang kandungan nutrisinya sesuai dengan usianya.

Sekarang Azqia berusia 4 tahun, walau belum bersekolah, tapi potensi prestasinya sudah terlihat lho. Sudah mulai bisa membaca, menulis dan berhitung sederhana. Berani tampil dipanggung, ikut aktif dalam kegiatan 17 Agustus, dan yang tidak kalah dengan kakak-kakaknya, alhamdulillah Azqia juga cepat dalam menghafal Alqur'an.


Ya, anak-anak saya tumbuh, berkembang dan terbentuk potensi prestasinya bersama susu SGM Eksplor 1+, 3+ dan 5+ dan mereka suka mengikuti kata-kata "Aku Anak SGM" seperti di iklannya di TV lho, hehehe

Ohya, tulisan ini saya buat di tanggal 22 Desember, bertepatan dengan hari ibu. Karena, dengan kehadiran 3 buah hati lah yang membuat saya berpredikat sebagai ibu dan dipanggil mama oleh anak-anak.

I love You all my precious kids, forever...

#MombassadorSGMEksplor
#GenerasiMaju






Thursday, December 12, 2019

Si kutu buku, sekarang menjadi Mombassador SGM Eksplor

Assalamualaykum

Duuh, baca judulnya jadi gimanaa gitu, yang kutu buku siapa siih? Iyaa, saya dong hehehehe bangga.
Iya, sejak kecil, sejak mulai bisa membaca, saya senang membaca apapun. Mulai dari komik, robekan koran bungkus cabe belanjaan mama, iklan dipinggir jalan saat sedang naik bis, semua pasti dibaca.

Karena dari hobi membaca itulah, alhamdulillah saya mudah menangkap dan mengerti pelajaran, sehingga saya selalu menjadi juara kelas selama sekolah. Saya juga sering dikirim untuk mewakili pihak sekolah mengikuti kompetisi di sekolah lain atau universitas.



Tak terbersit sedikitpun dalam benak saya jika kelak akan menjadi Mombassador SGM Eksplor, bagi saya "mom" itu ibu-ibu banget hehehe, sedangkan saat kuliah, saya memilih jurusan Teknik Kimia. Jurusan yang notabene "lelaki banget". Karena saya tertarik dengan plant berukuran besar yang bisa menghasilkan produk dengan proses kimia.
Alhamdulillah sah jadi sarjana 😄😄

Bagaimana dengan hobi membaca saya? Tentu saja terus tersalurkan dong, karena saya diharuskan untuk membaca banyak literatur untuk tugas kuliah saya.

Kini, saya sangat bersyukur karena menjadi bagian dari keluarga Mombassador SGM Eksplor. Kenapaa? Iyaaa... Karena saya berkesempatan mengunjungi dengan plant yang sangat besar, konon adalah yang terbesar di asia tenggara lho.

Kok bisa sih masuk ke area pabrik susu SGM Eksplor? Bisa dong, karena sebagai Mombassador SGM Eksplor, kita juga dibekali ilmu tentang proses pengolahan susunya sampai menjadi susu bubuk siap edar ke seluruh Indonesia dan siap ekspor juga.
Di depan pabrik SGM, hijau menyegarkan mata

Selama di pabrik, naluri membaca dan haus informasi saya bergejolak hehehe lebay. Saya sangat aktif bertanya tentang semua proses yang ada, dan saya hubungkan dengan keilmuan yang saya dapatkan semasa kuliah dulu. Berasa kuliah lagi pokoknya.

Berkah bergabung dalam komunitas Mombassador SGM Eksplor

Banyak keuntungan yang saya dapatkan selama bergabung di komunitas ini. Karena tujuan dari terbentuknya #MombassadorSGMEksplor adalah sebagai wadah yang mempelopori para bunda Indonesia untuk aktif belajar dan menyebarkan informasi yang berhubungan dengan nutrisi dan tumbuh kembang anak.


Kelas bunda yang rutin diadakan, membuat saya semakin bersemangat karena lagi-lagi berhubungan dengan hobi membaca. Memangnya, apa saja yang dipelajari di kelas bunda? Ada kelas parenting, fotografi, cara membuat konten di media sosial lebih "hidup", dan juga kelas blog. Wah, keren ya, walaupun mayoritas Mombassador SGM Eksplor berstatus IRT, tapi ilmunya ga kalah lo dengan anak muda sekarang, hehehe.

Dengan founder ISB, teh Ani Berta

Sekarang, di sela-sela kesibukan sebagai IRT dengan 3 anak, saya merasa lebih aktif, produktif dan semakin terbuka wawasan pengetahuan terutama dalam bidang digital semenjak bergabung dengan komunitas Mombassador SGM Eksplor dan aktif di fanpage Aku Anak SGM di Facebook.

Alhamdulillah, hobi si kutu buku, membaca kini menurun ke anak saya, hobi "jajan" buku dan menikmati isinya 😊 dan saya mendukung hobinya agar kelak menjadi anak #GenerasiMaju yang memiliki potensi prestasi yang akan bermanfaat bagi dirinya.
Semangat baca ya sayaaang 😘😘
#GenerasiMaju
#MombassadorSGMEksplor


Friday, December 6, 2019

Unforgettable moment, liburan dengan yang tersayang

Assalamualaykum

Ini cerita saya, dengan seseorang yang sangat saya sayang. Sejak kecil saya dekat dengan tante Vi. Seorang tante yang pintar (beliau kuliah di dua tempat sekaligus, IKIP jurusan Ekonomi dan UI jurusan Bahasa Belanda), cantik dan tegas. Beliau adalah adik mama. Tante menikah dengan WN Belanda, dan memiliki 3 orang anak.

Sebenarnya dulu cerita ini sudah saya buat dalam format ketikan, menggunakan mesin ketik, dengan teknik penulisan ala kadarnya ala anak SMP dan kini diedit dengan info terbaru. What, mesin ketik, memangnya belum ada komputer? Kala itu, komputer dipakai di perkantoran saja, dan hanya segelintir orang yang punya komputer dirumahnya, dan seingat saya saat SMP belum ada pembelajaran menggunakan komputer.

Kenangan indah memang susah atau mungkin tidak akan terlupakan ya?
Apalagi kenangan itu adalah sebuah hal yang bisa jadi jarang terulang kembali atau belum ada kesempatan lagi.

Seperti apa yang saya pernah alami, sudah lumayan laamaaa, tapi entahlah, tidak pernah sedikitpun kenangan itu hilang dari pikiran saya, hihihihi apakah ini yang dinamakan lebay? 😊😊

Kenapa laamaaa? Iyaa, tahun 1992, tepatnya bulan Mei-Juni 1992, selepas EBTANAS SD, saya mendapatkan hadiah yang luar biasa indah dari Alloh, saya diajak jalan-jalan ke rumah tante Vi di Hoek van Holland.

Schiphol Int'l Airport

Banyak faktor keberuntungan sebenarnya, diantaranya beruntung karena oma kerja di Garuda Indonesia dan sering pulang pergi ke luar negeri, jadi saya mudah untuk mendapatkan visa Belanda. Karena om saya yang WN Belanda dan punya usaha percetakan sendiri, jadi izin tinggal selama disana aman terkendali (apabila kita ingin datang ke suatu negara, harus ada pengundang/orang yang tanggung jawab dengan diri kita).

Okee, proses urus paspor dan visa beres, saatnya berangkat. Kala itu adalah pertama kalinya saya naik pesawat, dan langsung perjalanan jauh hampir 22 jam. Berangkat dari Soekarno Hatta Int'l Airport jam 22.00 ditemani oma dan adik oma, disertai hujan deras dan hujan tangisan dari mama 😅😅
Tiket zaman dahulu, modelnya seperti kuitansi berlembar-lembar 😀

Dalam perjalanan, pesawat transit di beberapa bandara, yaitu di Changi Int'l Airport Singapore, Abu Dhabi Int'l airport dan Charles de Gaule Int'l Airport France. Pukul 14.30 waktu setempat pesawat mendarat di Schiphol Int'l Airport Amsterdam.

Antri cek paspor duluuu

Sesampainya disana, yang pertama kali dilakukan adalah datang ke pos polisi setempat, dan meminta cap izin tinggal di daerah Hoek van Holland, tempat tinggal saudara saya.

Okee deeh, apa lagi yang dilakukan saat liburan?? Jalan-jalaaaan dong. Hari masih sore, jadi jalan sore dulu di sekitar rumah, banyak danau buatan dan taman yang ditata dengan sangat rapi.


Bebeknya bebas eeuuy...

Di foto boleh, di petik jangan yaaa

Tau pasar Senen, pasar antik Jl. Surabaya, pasar Kwitang? Iya benar, pasar itu menjual barang loak dengan kualitas yang bermacam-macam yaa. Nah, saya mengunjungi sebuah pasar loak (flea market) di Beverwijk, De 'Zwarte' Markt namanya.
Sebuah pasar dalam ruangan yang sangat besar, menjual berbagai macam barang, mulai dari suvenir, barang antik, peralatan rumah tangga, semua lengkap tersedia, mulai dari yang zaman dulu banget sampai yang modern.
Tiketnya masih menggunakan mata uang Gulden

Foto sama kincir angin dulu aah

Dari sana, saya diajak ke Volendam, daerah perkampungan nelayan yang khas dengan pakaiannya. Belum sah ke Belanda, kalau belum buat foto menggunakan pakaian khas Belanda di Volendam hihihihi...
Pasar di Volendam, bersih banget

Sama oom gantengkuuu


Cukup perjalanan untuk hari ini, sampai rumah tiba-tiba saya dapat kabar sedih dari Indonesia,sediiih banget dan menjadi kenangan buruk, hiks hiks... Tapiii, maaf, off the record yaaa, privat cuma saya dan Alloh yang tau 😥

Sudah cukup sedihnya, cuss jalan-jalan lagi. Kali ini saya menuju Zoetermeer, ada perhelatan pameran flora yang diadakan setiap 10 tahun sekali lho, Floriade namanya. Dari April-Oktober 1992, seluruh tanaman khas dari berbagai negara berkumpul disini. Amazing banget, dan Alhamdulillah, Indonesia juga ikut ambil bagian dalam pameran ini. Suka dan betah banget melihat aneka tanaman unik, bunga-bunga, dan buah yang tumbuh subur.

Itu stand booth Indonesia di belakang saya, keliatan ga?

Pernah dengar tentang Venice, kota romantis di Italia? Naah, ternyata ada lho Venice at the Netherlands, yaitu Giet Hoorn. Sebuah kota yang jalur utamanya berupa sungai yang terdapat banyak kanal kecil, transportasi utamanya ya perahu dong, seru yaa, yang pasti bebas polusi asap kendaraan bermotor.

Asal usul kota Giet Hoorn ( Giet~Geit (kambing) Hoorn (tanduk)) konon dulu ada seseorang sedang menggali tanah, kemudian menemukan emas, lalu berduyun-duyun banyak orang yang ikut menggali, namun tidak seorangpun menemukan emas, malah menemukan tanduk kambing, akhirnya galian-galian tanah ditinggalkan begitu saja, dan membentuk seperti jalur jalan. Akhirnya dirapikan, dan dibuat kanal untuk jalur perahu.

Jalan ke Amsterdam, jangan lupa mampir ke Madame Tussauds, museum patung lilin pertama di Eropa, pasti semua sudah tau dong, tokoh dunia, artis produktif baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dibuat patung lilin yang mirip dengan aslinya.
Sama Ratu Belanda, Beatrix

Anne Frank, siapa yang pernah baca bukunya


Puas melihat patung lilin, saatnya santai keliling menyusuri kanal-kanal Amsterdam dengan naik perahu Canal Cruise. Kurang lebih 1 jam berkeliling melihat kota Amsterdam yang tertata rapi dan teratur.



Bulan Mei sudah masuk musim panas (summer) dimana waktu siang lebih lama daripada waktu malam. Dan kebetulan di pantai Scheveningen Den Haag sedang diadakan pameran istana pasir. Dengan suhu sekitar 21°C, tidak terasa panas untuk berjalan-jalan di sepanjang pantai.




Masih di Den Haag, saya mengunjungi Madurodam. Kalau di Indonesia, seperti Taman Mini tetapi benar dalam versi mini alias kecil. Bangunan bersejarah yang ada di seluruh Belanda dibuat miniaturnya se-detail mungkin seperti aslinya. Bahkan di bagian bangunan bandara, pesawatnya berjalan seperti hendak lepas landas, dan di bagian departemen damkar, mobil damkar-nya mengeluarkan semburan air.



Raksasa di rumah liliput 😂



Pindah ke Rotterdam, saya mengunjungi Blijdorp, kebun binatang yang memiliki koleksi hewan yang sangat lengkap dan unik. Saya dapat mengabadikan foto Penguin dari dekat, suatu pengalaman yang sangat langka.



Ohya, bicara tentang foto, harap maklum ya apabila hasil foto ala kadarnya. Karena masih menggunakan kamera analog yang menggunakan roll film, yang saat mencetak jadi dag dig dug dengan hasilnya, apakah bagus atau terbakar hehehe.

Dengan suhu 17°C, ditemani rintik hujan di Rotterdam saya berfoto di depan Mari Andriessen's Memorial to The Fallen 1940-1945, suatu monumen yang dibangun untuk menghormati korban dari perang dunia ke-2. Areal sekitarnya sangat bersih. Memang di Belanda bangunan bersejarah sangat diperhatikan kebersihan dan terawat. Tidak heran apabila bangunan sudah dibangun dari ratusan tahun lalu tapi masih bagus terpelihara.


ABG paling senang diajak kemana dong, ke taman bermain pastinya. Efteling Theme Park yang berlokasi di Kaatsheuvel adalah taman bermain aneka ragam permainan. Saking semangatnya bermain, jadi jarang berfoto huhuhu... Seharian tidak cukup untuk menaiki semua wahana permainan yang ada.



Siapa yang dirumahnya ada keramik, guci, klompen khas Belanda dan suvenir lain yang bernuansa biru dengan gambar kincir angin?
Iyaa, itu adalah suvenir khas yang pusat kerajinannya di kota bernama Delft. Suvenirnya terkenal dengan sebutan "Delft Blue".
Delft juga terkenal dengan adanya kampus Delft University of Technology yang sudah berdiri sejak tahun 1842.


Menjelang waktu kembali ke Indonesia, saya diajak ke sebuah restoran milik teman tante di Antwerpen, Belgia. Pindah negara hanya dengan berkendara sekitar 2 jam saja. Sebuah restoran dengan nama "Indonesisch Restaurant Makan Senah". Yup, restoran yang menyajikan hidangan khas Indonesia, seperti sate, soto, rendang dan sebagainya.


Hanya saja sekarang sepertinya restoran itu sudah tidak ada, karena saya sudah coba googling dan tidak menemukan nama restoran tersebut. Sayang sekali ya kalau sudah tutup, padahal suasana restorannya nyaman sekali.

Tidak terasa sebulan lebih saya berlibur di Belanda. Dan saat pulang ke Indonesia, saya hanya seorang diri, dititipi ke awak kabin pesawat, oma sudah pulang terlebih dahulu karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal lama. Takut? Jelas, tidak ada yang menemani selama perjalanan pulang, tapi sedikit lega karena yang duduk di sebelah saya adalah seorang ibu yang akan pulang ke Bandung, yaah lumayan ada teman ngobrol sepanjang perjalanan.


Rute transit saat perjalanan pulang yaitu Leonardo da Vinci Int'l Airport Italy dan Don Mueang Int'l Airport Thailand. Dan sesampainya di Soekarno Hatta Int'l Airport, lagi-lagi saya dititipi ke kru bandara sampai saya bertemu dengan keluarga yang menjemput. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar.

Whoaa... Sebegitu banyak perjalanan dan cerita, saya selalu ingat detailnya secara spesifik. Karena sebuah kenangan yang sangat membekas di hati dan pikiran saya. Kenangan itu akan selalu teringat selamanya. Dan spesial kenangan untuk tante tersayang, yang sudah tenang kembali ke pangkuan Alloh 😢😢😢, I Love You so much... 💕💕💕